BPBD Sulawesi Tengah Turun Tangan Atasi Banjir Bandang Terjang Desa Toribulu dan Parigi Moutong
Juni 23, 2024 Oleh admin 0

BPBD Sulawesi Tengah Turun Tangan Atasi Banjir Bandang Terjang Desa Toribulu dan Parigi Moutong

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah baru-baru ini menyatakan banjir bandang melanda dua desa di Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/6) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy Sembiring menjelaskan, banjir bandang tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak malam sebelumnya sehingga menyebabkan meluapnya Sungai Toribulu yang bertemu dengan air pasang laut sehingga mengakibatkan banjir bandang.

Dampak banjir bandang sangat parah hingga menimpa Desa Sibalago dan Sienjo. Saat ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parigi Moutong sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan asesmen di lapangan. Sayangnya, satu warga bernama Andi Nur Hayati (70) kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut, sedangkan dua lainnya dilaporkan hilang. Peristiwa tragis ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan tanggap bencana di daerah-daerah yang rentan.

Sulawesi Tengah rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi karena lokasinya yang berada di sepanjang Cincin Api Pasifik. Oleh karena itu, organisasi seperti BPBD memainkan peran penting dalam mengelola dan memitigasi dampak bencana ini. Pembentukan BPBD di berbagai wilayah di Indonesia bertujuan untuk memperkuat kemampuan tanggap bencana di tingkat lokal, memastikan respons yang cepat dan efektif pada saat krisis.

Keahlian dan kepemimpinan mereka sangat penting dalam menangani situasi bencana yang kompleks dan memobilisasi sumber daya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Di saat krisis, orang-orang ini berfungsi sebagai mercusuar harapan dan dukungan, membimbing masyarakat melalui tantangan pemulihan bencana.

Meskipun upaya BPBD dan organisasi penanggulangan bencana lainnya patut diapresiasi, terdapat tantangan dan keterbatasan yang mereka hadapi. Kurangnya sumber daya, pendanaan, dan infrastruktur yang memadai di beberapa daerah dapat menghambat kemampuan mereka untuk merespons bencana secara efektif. Selain itu, sifat bencana alam yang tidak dapat diprediksi selalu menimbulkan ancaman sehingga memerlukan perencanaan dan kesiapsiagaan yang berkelanjutan untuk meminimalkan dampaknya terhadap masyarakat.

Penting bagi BPBD dan lembaga terkait lainnya untuk memperkuat kolaborasi dan koordinasi guna meningkatkan kesiapsiagaan dan upaya tanggap bencana. Berinvestasi dalam sistem peringatan dini, pelatihan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur dapat membantu mengurangi dampak bencana dan melindungi populasi yang rentan. Dengan memprioritaskan langkah-langkah pengurangan risiko bencana dan membangun ketahanan di tingkat lokal, masyarakat dapat bertahan dan pulih lebih baik dari bencana di masa depan.

Banjir bandang yang terjadi baru-baru ini di Parigi Moutong menjadi pengingat akan sifat bencana alam yang tidak dapat diprediksi dan pentingnya manajemen bencana yang proaktif. Meskipun dampak banjir sangat besar, upaya tanggap yang dilakukan oleh BPBD dan pemerintah daerah menunjukkan ketahanan dan kekuatan masyarakat di saat krisis. Dengan belajar dari peristiwa masa lalu dan berinvestasi dalam kesiapsiagaan bencana, kita dapat membangun masa depan yang lebih aman dan tangguh bagi semua orang.