Badai Tropis Francine Berdampak pada Harga Minyak Mentah
Harga minyak mentah melonjak pada perdagangan Rabu (11/9) karena kekhawatiran akan Badai Tropis Francine di Teluk Meksiko yang dapat mengganggu pasokan Amerika Serikat. Beberapa fasilitas produksi telah ditangguhkan akibat bencana alam ini.
Minyak mentah Brent berjangka naik 39 sen atau 0,6 persen menjadi US$69,58 per barel, sementara minyak mentah WTI AS berada pada US$66,19 per barel setelah naik 44 sen atau 0,7 persen. Harga minyak mengalami kenaikan setelah turun tajam kemarin karena OPEC+ merevisi perkiraan turunnya permintaan global untuk tahun ini dan tahun depan.
“Investor menyesuaikan posisi mereka setelah penurunan tajam pada Selasa,” kata Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, unit dari Nissan Securities kepada Reuters. Pusat Badai Nasional AS mendorong penduduk Louisiana untuk mengungsi ke pedalaman untuk mengantisipasi Badai Tropis Francine. Perusahaan minyak dan gas juga menutup produksi mereka di Teluk Meksiko.
Sebanyak 24 persen produksi minyak mentah dan 26 persen produksi gas alam di Teluk Meksiko AS terhenti akibat badai tersebut. Meskipun OPEC+ memprediksi permintaan minyak dunia naik sebesar 2,03 juta barel per hari pada tahun 2024, angka ini turun dari perkiraan bulan lalu yakni 2,11 juta barel per hari.
OPEC+ juga memangkas estimasi pertumbuhan permintaan global pada tahun 2025 menjadi 1,74 juta barel per hari, sementara sebelumnya diperkirakan mencapai 1,78 juta barel per hari. Penurunan ini membuat harga minyak mengalami fluktuasi dan kembali naik akibat ketidakpastian pasokan akibat badai tropis di Teluk Meksiko.
Dengan adanya gangguan pasokan ini, para pelaku pasar minyak harus memperhatikan perkembangan situasi dengan cermat untuk mengantisipasi dampaknya terhadap harga minyak global. Badai tropis seperti Francine dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pasokan minyak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga di pasar internasional.
Meskipun demikian, pasar minyak tetap dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi cuaca hingga keputusan produsen minyak besar seperti OPEC+. Para investor dan pelaku pasar harus selalu waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam bertransaksi di pasar minyak yang penuh dengan ketidakpastian.