Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Iran “Rudal” Israel
Harga minyak mentah dunia melonjak 1 persen hari Rabu kemarin setelah Iran menyerang Israel dengan rudal balistik. Pasar khawatir konflik di Timur Tengah bisa berkembang jadi perang besar, mengganggu pasokan minyak dari daerah produsen utama. Harga minyak Brent naik 83 sen menjadi US$74,39 per barel, sedangkan minyak WTI AS naik 88 sen menjadi US$70,71 per barel.
Iran melepaskan lebih dari 180 rudal ke Israel sebagai balasan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Sebagai anggota OPEC, Iran adalah produsen minyak terbesar di kawasan itu. “Keterlibatan langsung Iran meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak,” kata analis ANZ Research.
Produksi minyak Iran mencapai level tertinggi dalam enam tahun terakhir, yakni 3,7 juta barel per hari. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Iran akan membayar atas serangannya. Iran mengancam balas dengan ‘kehancuran besar’ jika diserang oleh Israel, memunculkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas.
Presiden AS Joe Biden mendukung penuh Israel, sekutu dekatnya. Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan mengenai situasi di Timur Tengah. “Eskalasi Iran berisiko membawa AS ke dalam perang,” kata analis Capital Economics.
Iran menyumbang sekitar 4 persen produksi minyak global. Namun, pertanyaan penting adalah apakah Arab Saudi akan meningkatkan produksinya jika pasokan Iran terganggu. OPEC+ juga akan mengadakan pertemuan untuk meninjau pasar minyak global. Mereka berencana menaikkan produksi sebesar 180 ribu barel per hari mulai Desember.
Analisis berharap peningkatan produksi OPEC+ bisa menyeimbangkan ketegangan pasokan di Timur Tengah. Semoga situasi ini bisa diselesaikan tanpa perlu perang yang merugikan semua pihak.