
IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Mencapai 3,3 Persen di Tahun 2025
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global akan tetap stabil. Meskipun demikian, pertumbuhan global masih di bawah rata-rata historis sekitar 3,7 persen yang dilaporkan IMF. Berdasarkan laporan terbaru IMF yang dirilis pada Jumat, 17 Januari 2025 di Washington DC, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan stabil di 3,3 persen. Selain itu, inflasi juga diperkirakan akan turun menuju target bank sentral. Diprediksi bahwa inflasi global akan menurun menjadi 4,2 persen pada tahun 2025 dan 3,5 persen pada tahun 2026. Namun, IMF juga mencatat adanya risiko dan ketidakpastian menjelang rilis pembaruan prospek ekonomi global triwulanan.
Chief Economist dan Direktur Riset IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menyatakan bahwa pertumbuhan global diproyeksikan akan tetap stabil di 3,3 persen tahun ini dan tahun depan, sejalan dengan potensi pertumbuhan yang melemah sejak pandemi. Ia juga menambahkan bahwa inflasi terus menurun, mencapai 4,2 persen pada tahun 2025 dan 3,5 persen pada tahun 2026, mendekati target bank sentral. Gourinchas mengatakan bahwa ini adalah akhir dari sebuah siklus, namun perbedaan di antara negara-negara semakin melebar.
Gourinchas juga menyoroti bahwa ekonomi Amerika Serikat telah melampaui harapan dengan permintaan domestik yang lebih kuat, sementara Eropa menghadapi pertumbuhan yang lambat. Di sisi lain, harga energi tetap tinggi. Dia juga mencatat bahwa pasar negara berkembang menunjukkan ketahanan, sementara China bersiap untuk pemulihan yang moderat. Namun, perbedaan tersebut berarti bahwa berbagai ekonomi, termasuk China, Eropa, dan Amerika Serikat, menghadapi tantangan yang harus diatasi.
IMF menyoroti beberapa risiko utama, seperti perlambatan yang lebih tajam di Eropa karena biaya energi dan masalah utang publik, serta di China di mana dukungan kebijakan yang tidak memadai dapat memicu stagnasi. IMF juga menekankan pentingnya kerja sama multilateral dalam perdagangan internasional untuk membangun ekonomi global yang tangguh.
Untuk menghadapi kondisi ini, IMF memberikan tiga rekomendasi utama kepada pembuat kebijakan. Pertama, kebijakan moneter harus tetap gesit untuk mengatasi risiko inflasi sambil mencegah ekspektasi dari de-anchoring. Kedua, kebijakan fiskal perlu diletakkan pada landasan yang stabil, dengan penerapan upaya konsolidasi yang kredibel jika diperlukan. Ketiga, reformasi struktural merupakan kunci untuk melindungi pertumbuhan dan harus ditujukan untuk mendorong inovasi dan persaingan.
Bagi pasar negara berkembang, IMF menyarankan nilai tukar yang fleksibel dan respons fiskal serta moneter yang tepat sasaran sangatlah penting. IMF juga menekankan manfaat kerja sama dalam perdagangan internasional untuk pertumbuhan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Secara keseluruhan, IMF menyoroti pentingnya kebijakan yang tepat dan kerja sama multilateral dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerja sama yang kuat, diharapkan ekonomi global dapat pulih dan berkembang dengan lebih baik di masa depan.