Investor Asing Lebih Pilih SRBI daripada Saham dan SBN pada Tahun 2024
Januari 5, 2025 Oleh admin 0

Investor Asing Lebih Pilih SRBI daripada Saham dan SBN pada Tahun 2024

Bank Indonesia mencatat minat investor asing lebih condong untuk membeli SRBI ketimbang saham dan SBN di pasar keuangan Tanah Air sepanjang tahun lalu atau 2024. Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso, modal asing paling minim terdistribusi di bursa saham selama 2024, diikuti oleh pasar surat berharga negara (SBN), dan yang paling diminati adalah sekuritas rupiah BI (SRBI). “Berdasarkan data setelmen hingga 31 Desember 2024, nonresiden mencatat pembelian bersih sebesar Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI,” ujar Ramdan dalam keterangan resminya, yang dilansir pada Minggu (5/1/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebanyak Rp1,08 triliun modal asing masuk ke pasar keuangan Tanah Air selama 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025 atau pekan pertama tahun ini. Ramdan juga menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat aliran modal asing yang keluar dari pasar SRBI, namun jumlah pembelian investor asing lebih tinggi di pasar saham dan SBN. “Berdasarkan data transaksi 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025, nonresiden mencatat pembelian bersih sebesar Rp1,08 triliun, terdiri dari pembelian bersih Rp0,32 triliun di pasar saham, pembelian bersih Rp1,94 triliun di pasar SBN, dan penjualan bersih Rp1,17 triliun di SRBI,” jelas Ramdan.

Menyusul perkembangan tersebut, premi credit default swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun tercatat sebesar 78 basis poin (bps) per 2 Januari 2025, naik dari 75,51 bps pada 27 Desember 2024. Sementara itu, tingkat imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,95% pada Jumat (3/1/2025), dari level 6,97% pada Kamis (2/1/2025).

Di sisi lain, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan ke posisi Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (3/1/2025), dari Rp16.190 per dolar AS pada penutupan Kamis (2/1/2025). “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” tutup Ramdan.