Penyebab Ancaman Ekonomi Indonesia Bakal Diterjang Badai di 2025

Bhima Yudhistira, seorang ekonom dan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan menghadapi badai yang sempurna pada tahun 2025 mendatang. Menurut Bhima, perang dagang yang meluas antara AS-China, AS-Kanada, dan negara lain akan berdampak pada ekspor dan investasi Indonesia. Geopolitik yang sedang bergejolak juga akan menjadi faktor yang memperparah kondisi ekonomi.

Bhima juga menyoroti bahwa harga komoditas ekspor diprediksi akan rendah pada awal tahun 2025, sehingga ekspor dan investasi tidak dapat diandalkan sebagai motor penggerak ekonomi. Dia menekankan pentingnya pasar dan produksi domestik untuk memanfaatkan besarnya kelas konsumen di Indonesia.

Selain itu, Bhima juga mengingatkan bahwa kebijakan fiskal yang agresif yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah akan mempengaruhi daya beli mereka. Jika konsumsi rumah tangga melemah, pertumbuhan ekonomi domestik pun akan terganggu.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 diprediksi berkisar antara 4,7-4,95% year-on-year. Meskipun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 sebesar 4,8–5,6%, Bhima menyoroti bahwa ekspor nonmigas diperkirakan akan melambat akibat kondisi ekonomi global yang belum stabil.

Faktor fiskal diprediksi akan menjadi tantangan terbesar bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2025 mendatang. Bhima menekankan bahwa keputusan Pemerintah akan sangat berpengaruh, apakah akan menjaga daya beli masyarakat atau mengorbankan hal tersebut demi pelaksanaan program-program pemerintah.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, Bhima menyarankan agar Pemerintah fokus pada kebijakan yang pro-rakyat dan memperkuat pasar dan produksi domestik. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat menghadapi badai ekonomi yang akan datang dengan lebih baik.